Perilaku Organisasi #5

Contoh Kasus Sederhana :

Suatu perusahaan hendak merekrut karyawan baru sehingga Manager HRD perusahaan melakukan wawancara terhadap para pelamar. Ketika manager memanggil 2 orang sekaligus untuk diwawancarai, orang pertama  masuk dengan penampilan yang kurang baik seperti pakaian yang memiliki noda, tidak memakai jas, rambut panjang, sepatu yang sudah usam, Manager HRD langsung memberikan penilaian negatif kepada pelamar tersebut karena melihat penampilannya yang tidak layak untuk datang di dalam wawancara. Namun ketika orang kedua masuk dengan pakaian rapi,wajah yang serius, dan berkharisma Manager tersebut langsung memberikan penilaian positif kepada pelamar tersebut bahwa pelamar ini yang lebih layak untuk masuk ke dalam perusahaan. Namun selama wawancara berjalan ternyata pelamar dengan penampilan yang kurang baik tersebut memiliki suatu cara pandang unik yang berbeda dari pelamar yang berpakaian lebih rapi, dan cara berpikir pelamar tersebutlah yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga manager tersebut mengabaikan penampilan pelamar tersebut dan menerima pelamar tersebut untuk bekerja di dalam perusahaan.

Sedikit Tentang Landasan Teori Dari Kasus Diatas : 

  1. Persepsi adalah proses mengatur dan mengintepretasikan kesan sensoris untuk memberikan arti bagi lingkungan.

*. Asumsi = sebuah pengkondisian dari persepsi.

  1. Faktor – factor yang mempengaruhi persepsi :
  2. Faktor yang terletak dalam diri yaitu pembentukan persepsi.

(sikap, motif, minat, pengalaman, harapan)

  1. Faktor yang berasal dari objrk atau target yang diartikan.
  2. Faktor situasi dimana persepsi itu dibuat, meliputi : kapan dan dimana persepsi itu dibuat, keadaan kerja dan kedaan social.
  3. Teori Hubungan (Attribution Theory)

–          Usaha ketika individu – individu mengamati perilaku untuk menentukan apakah hal tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.

*. Penentuan eksternal dan internal :

  1. Kekhususan : apakah perilaku seseorang akan berbeda dalam situasi – situasi yang berbeda juga.
  2. Konsesus : suatu situasi dimana individu merespon dengan cara yang sama.
  3. Konsistensi : sesuatu yang rutin terjadi.
  4. Fundamental Attribution Error

–          Kesalahan hubungan yang fundamental ini cenderung untuk merendahkan faktor – faktor eksternal dan meninggikan faktor – faktor internal ketika membuat penilaian terhadap orang lain.

  1. Self-Serving Bias

–          Bias pemikiran diri sendiri cenderung bagi para individu untuk menghubungkan keberhasilan mereka sendiri dengan faktor – faktor internal, sementara menyalahkan faktor – faktor eksternal untuk kegagalan.

  1. Common Shortcuts in Judging Others :
  2. Selective Perception = bentuk bias yang menafsirkan informasi yang sedemikian rupa dan mengabaikan sudut pandang lawan.
  3. Halo Effect = kesan menyeluruh akan seseorang dan memiliki pandangan yang berbeda dari orang lain.
  4. Contrast Effect = reaksi individu terhadap seseorang dipengaruhi orang lain.

*. Contoh : saat interview

  1. Stereotyping = penilaian terhadap seseorang dari karakteristik keseluruhan orang tersebut.

*. Contoh : usia, jenis kelamin, ras, agama

  1. Specific Applications of Shortcuts in Organizations

–          Employment Interview = informasi yang diberikan pada awal interview sangat menentukan kesan yang diterima.

–          Performance Expectations = masyarakat cenderung memvalidai persepsi mereka tentang suatu hal meski ada kemungkinan persepsi tersebut salah.

–          Performance Evaluasi = evaluasi kinerja karyawan sangat berhubungan dengan benefit atau timbale balik yang diberikan, seperti kenaikan gaji, promosi, dll.

Decision Making in Organizations

  1. Rational Decision Making

–          Pengambilan keputusan yang rasional bergantung pada beberapa asumsi, yaitu decision maker harus memiliki informasi yang lengkap, mampu mengidentifikasi semua opsi yang relevant tanpa bias, dan memilih opsi yang dapat memberikan manfaat paling besar.

  1. Bounded Rationality

–          Kemampuan memproses semua informasi terbatas, jadi menyederhanakan masalah tanpa memikirkan kompleksitas – kompleksitas masalah.

  1. Intuition

–          Pengambilan keputusan yang paling tidak rasional, tetapi intuisi dan rasionalitas dapat mendukung satu sama lain.

  • Terms
Situasi / Item Rasional Rasional Terbatas Intuisi
1. Ketersediaan Data
2. Ketersediaan Waktu
3. Banyaknya Alternatif
4. Tingkat Kepentingan
5. Resiko
6. Rutinitas
7. Orientasi Waktu
8. Komplesitas
  • Common Biases and Errors in Decision Making
  1. Overconfidence Bias

–          Memiliki pandangan yang tidak realistis akan diri sendiri dan kinerjanya.

  1. Anchoring Bias

–          Kecenderungan individu utuk tertarik pada info awal dan gagal dalam menyesuaikan diri pada info selanjutnya.

  1. Confirmation Bias

–          Kecenderungan individu mencari informasi yang menguatkan pilihan – pilihan masa lalu dan mengabaikan informasi yang bertentangan dengan penilaian masa lalu.

  1. Availability Bias

–          Kecenderungan individu mendasarkan penilaian mereka pada informasi yang sudah tersedia pada mereka.

  1. Escalation of Commitment

–          Komitmen yang meningkat untuk sebuah keputusan meskipun terdapat informasi negatif.

  1. Randomness Error

–          Individu cenderung untuk percaya bahwa mereka dapat memprediksi hasil dari peristiwa – peristiwa yang tidak disengaja.

  1. Risk Aversion

–          Individu cenderung untuk lebih menyukai keuntungan rata – rata jika ada resiko, meski jika resiko yang diambil dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

(biasanya seseorang mengambil yang low risk)

  1. Hindsight Bias

–          Kecenderungan kita untuk pura – pura yakin bahwa kita telah memprediksi hasil dari sebuah peristiwa secara akurat, setelah hasil tersebut benar – benar diketahui.

(keambiguannya tinngi, sifatnya mengalir)

Individual Differences

–          Pembuaatan keputusan dalam praktek dikarakteristikan sebagai rasionalitas yang dibatasi, prasangka dan error yang umum, dan penggunaan intuisi. Dapat menimbulkan penyimpangan dari model yang rasional.

  • Faktor – faktor yang mempengaruhi :
  1. Personality

–          Kepribadian seseorang pasti mempengaruhi keputusan mereka.

  1. Gender

–          Wanita memiliki tingkat depresi lebih tinggi daripada pria ketika pertimbangan analisa yang dibuat hati – hati gagal.

  1. Mental Ability

–          Orang dengan tingkat kemampuan mental yang tinggi dapat memproses informasi lebih cepat, menyelesaikan masalah dengan akurat, dan belajar lebih cepat.

  • Kendala Organisasi :
  1. Performance Evaluation = manajer sangat terpengaruh oleh kriteria apa yang akan dievaluasikan pada mereka.
  2. Reward System = system penghargaan dari organisasi mempengaruhi pembuat keputusan dengan menyarankan pilihan mana yang memiliki hasil personal yang lebih baik.
  3. Formal Regulations = semua organisasi, kecuali organisasi kecil, menciptakan aturan dan kebijakan untuk mengatur keputusan dan membuat individu bertindak sesuai dengan aturan yang ada.
  4. System-Imposed Time Constraints = semua keputusan penting mempunyai deadline yang jelas
  5. Historical Precedents = keputusan tidak dibuat dalam kekosongan, tetapi dibuat dalam konteks.
  • Langkah – langkah dalam pengambilan keputusan rasional :
  1. Mengidetifikasi masalah
  2. Mengidentifikasikan kriteria keputusan
  3. Mempertimbangkan keputusan tersebut
  4. Mengembangkan alternatif
  5. Mengevaluasi alternatif – alternatif yang ada
  6. Memilih alternatif terbaik
  • Potensi yang kreatif

3 komponen model kekreatiftasan :

  1. Expertise (keahlian) = sebagai landasan dalam melakukan segala pekerjaan secara kreatif (mempunyai pengetahuan, kemampuan, kecekapan dan keahlian serupa dalam bidang usaha mereka).
  2. Kemampuan berpikir secara kreatif = kemampuan seseorang untuk menggunakan analogy dan kemampuan untuk melihat yang serupa namun dari sisi yang berbeda.
  3. Motivasi instrinsik = merupakan keinginan untuk bekerja akan sesuatu hal dikarenakan pekerjaan tersebut menarik, memuaskan atau menantang.
  • Global Impactions
  1. Attributes

–          Perbedaan budaya dalam setiap orang berbeda – beda namun sedikit banyak perbedaan budaya telah mempengaruhi sifat seseorang.

  1. Decision Making

–          Kita harus menyadari bahwa latar belakang budaya dari pembuat keputusan itu dapat member dampak yang signifikan dalam melihat sebuah permasalahan, pendalaman melakukan analisis, cara berpikir secara logika dan rasional.

  1. Etnik

–          Organisasi global harus menetapkan prinsip etika pada pembuat keputusan dan mengubahnya dengan bercermin pada norma budaya yang ada.

Kesimpulan, saran, dan solusi :

Dari cerita di atas dapat dikatakan bahwa presepsi seseorang terhadap penampilan fisik tidak dapat menjamin kinerja seseorang, meskipun penampilan merupakan salah satu kriteria dalam wawancara, tetapi  belum tentu karyawan yang berkompeten adalah karyawan yang berpakaian rapi, serius, dan terlihat memiliki karisma, bisa saja mereka memang pintar tetapi hanya dalam teori, dalam prakteknya belum tentu pemikiran mereka yang dibutuhkan oleh perusahaan. Justru orang-orang yang mungkin berpenampilan kurang menarik dan biasa-biasa sajalah yang dibutuhkan oleh perusahaan, karena mungkin mereka lebih banyak memiliki pengalaman dengan dunia luar dibandingkan dengan orang-orang yang belajar hanya berdasarkan teori yang ditanamkan di dalam pikiran mereka, sehingga mereka dapat melihat sesuatu dengan cara pandang yang berbeda dengan orang yang hanya berpikir berdasarkan teori. Keputusan yang diambil oleh manager tersebut sudah benar, karena penampilan seseorang dapat diperbaiki namun cara berpikir seseorang tidak dapat dibentuk dengan mudah, membutuhkan proses yang lama untuk membentuk pemikiran seseorang seperti yang diinginkan oleh perusahaan.

Daftar Pustaka :

  1.  Kelly Organizational Behavior & Human Resource Management

  2. Stephen P. Robbins Organizational Behavior Edisi Kesepuluh

Tinggalkan komentar